Otak & Hati
Setelah mempunyai gambaran apa hati itu sebenarnya (baca artikel Mengenal Hati Bagian 1 dan Bagian 2), untuk membantu memahami hati kita lebih baik lagi, ada 2 langkah awal yang diperlukan yaitu :
- Mengetahui perbedaan antara otak dan hati kita.
- Mengenali perasaan yang sebenarnya dari hati kita.
Setelah mempelajari 2 hal di atas, kita akan mulai bisa mengalami berbagai hal indah dari hati, termasuk :
Menguatkan hati
Mengurangi dominasi otak
Membuka hati melalui Meditasi Membuka Hati.
Menyadari keberadaan Berkat Tuhan di dalam hati kita.
Memasrahkan masalah dan beban kita.
Mengandalkan Berkat Tuhan dalam hati ketika berdoa dan menjalani hidup sehari-hari.
Membiarkan hati kita mengambil alih kontrol diri kita.
Jika semuanya dilakukan sepenuh hati dan benar, anda akan bisa merasakan ketenangan, ringan dan kedamaian dalam hidup sehari-hari, dan menyadari bagaimana hubungan kita kepada Tuhan melalui hati kita lebih kuat dan indah lagi.
Tulisan ini, akan membahas hal penting yang pertama yaitu mengenal perbedaan menggunakan otak dan menggunakan hati kita.
Otak
Sedari kecil, kita terus menerus di arahkan untuk mengoptimalkan otak kita. Sistem pendidikan di negara kita dan juga banyak negara lain juga dijalankan berdasarkan upaya-upaya untuk mencerdaskan otak. Walau ada juga pelajaran tentang moral dan agama, penekanannya masih lebih banyak ke arah menggunakan otak.
Otak adalah pusat pemikiran kita. Dari otak lah muncul begitu banyak ide-ide. Ide otak diperoleh dari berpikir, membayangkan dan menemukan. Latar belakang budaya, pendidikan,agama dan pengalaman hidup sering membuat otak manusia mempunyai ide-ide sendiri yang sering saling berbenturan satu sama lain. Dalam satu agama yang sama pun sering kita mendengar, 1 ayat yang sama di kitab suci, bisa diartikan berbeda oleh 10 orang ahli agama, diartikan berbeda oleh 10 otak manusia.
Otak menahkodai aktivitas kita dan mendominasi perhatian untuk hampir semua kegiatan kita sehari-hari. Aktivitas-aktivitas yang menggunakan otak antara lain meliputi :
Berpikir
Berbicara
Mendengar
Menulis
Menghitung
Bergerak
Berjalan
Mengemudi
Melihat
Mencicipi
Menyentuh
Mencium
yang secara umum meliputi semua yang kita sebagai manusia lakukan mulai dari bangun di pagi hari sampai kembali tidur di malam hari, otak kita mengontrol dan mengatur aktivitas, kebiasaan dan rutinitas kita.
Tentu sebagai manusia yang hidup di bumi, masing-masing kita memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak akan bisa dilakukan jika kita tidak menggunakan otak. Namun sepatutnya daripada mengandalkan otak sepenuhnya untuk menjalani hidup sehari-hari, kita harus mulai menggunakan hati kita.
Sebelum membahas lebih lanjut, cobalah anda menjawab beberapa pertanyaan berikut dan renungkan dengan jujur :
Seberapa sering anda mengalami perasaan tenang dan bahagia dari hati anda – tanpa menggunakan panca indera?
Seberapa sering anda menyadari kebenaran dari hati – mengetahui apa yang anda rasakan, dan bukan dari hasil jawaban yang anda simpulkan?
Seberapa sering anda mengandalkan berkat (rahmat) Tuhan di dalam hati anda ?
Bandingkan jawaban anda tentang “seberapa sering” dari 3 pertanyaan diatas dengan jumlah waktu yang sering kita pergunakan dalam menggunakan otak. Jawaban anda menunjukkan seberapa sering sebenarnya anda menggunakan hati dan perasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa dari anda, mungkin akan mulai menyadari, ternyata di saat berdoa pun belum bisa merasakan ketenangan dan keindahan. Ini betul adanya, karena berdoa tidaklah secara otomatis menggunakan hati kita. Banyak dari kita saat berdoa masih menggunakan otak. Dan sering otak kita dalam berdoa, seperti membacakan suatu daftar belanja (permintaan) yang begitu banyak kepada Tuhan, penuh dengan berbagai keinginan (ego) diri kita. Jika anda meneruskan kebiasaan seperti ini, anda tidak akan pernah menemukan ketenangan dan keindahan dalam berdoa.
Percobaan Otak vs Hati
Untuk mulai mengetahui perbedaan kapan saat-saat kita menggunakan otak dan kapan saat-saat kita menggunakan hati, bisa dilakukan percobaan sederhana berikut ini.
Percobaan A : Membiarkan Otak Bekerja
Selesaikan beberapa soal matematika berikut tanpa menggunakan kalkulator (termasuk komputer ^_^) , kerjakan tanpa berhenti dari soal pertama sampai soal terakhir.
27 x 54 =
123 x 235 =
234 x 985 =
Sadari bagian diri anda yang bekerja. Dapatkah anda merasakan bahwa ada tekanan atau setidaknya rasa agak berat di dahi anda? Itulah yang sebenarnya terjadi, karena otak yang berada di dalam kepala anda bekerja.
Percobaan B : Membiarkan Hati Bekerja
Ingatlah saat-saat paling indah atau bahagia yang pernah anda alami. Rasakanlah lagi saat-saat senang, bahagia atau indah tersebut untuk beberapa saat. Tidak usah mengingat detail peristiwa, yang penting alami lagi perasaan saat itu.
Sadari bagian diri anda yang bekerja dan bagaimana keadaan anda. Dapatkah anda merasakan adanya rasa ringan, senang, bahagia di tengah dada anda, di hati anda? Itulah yang sebenarnya terjadi, dan itu karena hati non fisik yang berada di tengah dada anda bekerja.
Apabila anda masih kurang jelas, anda dapat mengulang lagi percobaan di atas, sampai anda dapat merasakan dengan jelas perbedaan saat-saat anda memakai otak dan saat-saat anda memakai hati.
Semakin banyak kita mempergunakan otak atau pikiran kita, kita akan merasa semakin berat. Beberapa orang sampai menjadi stress karena hal ini. Sebaliknya, semakin banyak kita mempergunakan hati, kita akan merasa semakin ringan, senang, tenang, damai dan bahagia. Dan dengan beberapa langkah latihan sederhana anda akan tetap bisa merasakan perasaan ringan, senang, tenang, damai dan bahagia ini tanpa perlu mengingat-ingat lagi masa-masa yang indah tersebut.
Sumber dari buku :
Hati (Mengenal, Membuka dan Memanfaatkannya).
Smile to Your Heart Meditations (Simple Practice for Peace, Health and Spiritual Growth).
Kita sering mendengar nasehat-nasehat seperti dengar lah suara hati, ikuti lah hati, lakukan dengan hati, jangan abaikan hati dan banyak lagi nasehat terkait pentingnya menggunakan hati dalam berbagai keputusan maupun tindakan kita. Tapi kalau kita perhatikan, nasehat-nasehat itu tidak pernah disertai dengan petunjuk “bagaimana cara menggunakan hati “.
Untuk bisa menggunakan hati, pertama-tama kita harus mengenal terlebih dahulu, apakah hati itu sebenarnya. Tulisan tentang ini sudah pernah penulis upload di artikel Mengenal Hati (bagian 1) dan Mengenal Hati (Bagian 2) . Berikutnya kita perlu tahu bagaimana cara menggunakan hati.
Bagi anda yang rajin beribadah atau suka beramal ke sesama, mungkin anda akan berpendapat sudah menggunakan hati. Buktinya saat berdoa beribadah ke Tuhan ada rasa ketenangan, kedamaian, khusyuk, beberapa mungkin sampai merasakan kerinduan kepada Tuhan. Begitu juga saat beramal kepada sesama ada suatu kelegaan dan kegembiraan, bukannya ini berarti sudah menggunakan hati ? Bukankah dengan berdoa dan beramal baik berarti semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan membuka hati kita lebih baik lagi ?
Rasa tenang dan damai yang kita rasakan di saat-saat berdoa memang adalah perasaan yang dirasakan oleh hati kita. Tetapi, apabila kita telah membuka dan memakai hati kita dengan baik, perasaan tenang dan damai tersebut akan dapat kita rasakan setiap saat, tidak hanya pada saat berdoa saja. Coba anda bayangkan, misal anda berada di dalam situasi yang tidak menyenangkan seperti terjebak macet berjam-jam, tapi dengan membuka dan memakai hati, anda masih bisa merasakan ketenangan, kedamaian, keindahan di situasi yang umumnya akan memancing emosi kita. Bukankah ini suatu hal yang luar biasa.
Ada beberapa hal lain yang semestinya dapat kita rasakan dengan mudah apabila kita telah membuka dan memakai hati dengan baik, misalnya :
Kita bisa dengan benar-benar membedakan senyuman biasa dan senyuman dari hati. Di saat kita tersenyum dari hati, akan dapat kita rasakan betapa berkat Tuhan YME yang ada di dalam hati kita memancar keluar dari hati kita ke semua arah, dan memberikan perasaan yang ringan, damai, tenang dan indah.
Di saat kita tersenyum ke hati kita, berkat Tuhan YME yang ada di dalam hati kita akan memancar indah, membuat hati dan perasaan kita menjadi lebih ringan dan indah.
Di saat kita menyebut Tuhan YME dari hati kita, akan dapat kita rasakan “doa dari hati kita” yang mengembang indah dan naik ke atas.
Selain itu, ada banyak manfaat yang kita peroleh bila kita membuka hati kita kepada Tuhan YME, misalnya :
Hubungan kepada Tuhan menjadi lebih indah.
Berdoa kepada Tuhan dengan hati sehingga lebih khusyuk.
Melakukan perbuatan baik kepada sesama dengan Kasih.
Lebih mensyukuri segala sesuatu.
Lebih pasrah.
Ringan, tenang, damai dan bahagia.
Jauh dari stress.
Lebih mudah senyum dari hati.
Sehat secara mental, fisik dan emosional.
Lebih mengenal kebenaran sejati (kehendak Tuhan YME).
Dengan membuka hati kita kepada Tuhan YME, semua hal penting sehubungan dengan hubungan kita kepada Tuhan YME berubah menjadi lebih indah. Kita dapat berdoa dengan hati, dan keindahan doa dari hati kepada Tuhan YME itu memenuhi seluruh hati dan perasaan kita, dan akan mewarnai seluruh kehidupan kita.
Sumber dari buku : Hati (Mengenal, Membuka & Memanfaatkannya)
Posted in Hati Tagged kebahagiaan, kedamaian, ketenangan Leave a comment
Mengenal Hati (Bagian 2)
Hati : Singgasana Kebebasan dan Tanggung Jawab kita
Hati yang merupakan singgasana diri sejati kita tidak dapat diuatik-atik oleh siapa pun, selain oleh kita sendiri dan Sang pencipta. Tidak ada makhluk lain yang dapat mengotori hati kita. Jadi, apabila kita sering merasa sakit hati, sudah waktunya bagi kita untuk mengingatkan diri bahwa bukan kolega, tetangga, atau anggota keluarga kitalah yang membuat kita sakit hati. Kita sendirilah yang mengikuti emosi negatif kita dan mengotori hati kita sendiri. Karena itu, hati adalah singgasana kebebasan kita, sekaligus tuntutan tanggung jawab yang tak bisa dielakkan. Mungkin kita bisa mengelak dari tanggung jawab terhadap pihak luar, tetapi kita tidak bisa mengelak dari hati kita.
Sementara itu, apabila kita ingin membersihkan dan membuka hati kita, “berhentilah berusaha”. Cara terbaik untuk membersihkan dan membuka hati kita adalah dengan memohon kepada Tuhan YME agar berkatNya membersihkan dan membuka hati kita. Apabila kita lakukan dengan benar, dalam 1-2 kali saja akan dapat kita rasakan dengan jelas perbedaan nya.
Karena tidak dapat diutak-atik oleh siapa pun, hati juga tidak dapat dipengaruhi oleh makhluk lainnya. Dalam hal kebenaran, kebenaran dari hati jauh lebih bagus daripada kebenaran dari otak yang cukup mudah dipengaruhi oleh lingkungan.
Hati dan Kecerdasan Spiritual
Hati dan perkara-perkara spiritual mulai dikenal dan disambut dalam dunia usaha. Kedua topik ini malah dapat dikatakan sebagai topik yang sangat hangat dewasa ini. Dapat kita lihat betapa banyaknya seminar dan artikel mengenai Spiritual Quotient dan Spiritual Company. Berbagai perusahaan-perusahaan besar juga mengiklankan slogan bagaimana mereka melayani pelanggannya dengan hati.
Mengapa hati dan topik yang berkaitan dengan perkara spiritual menjadi sangat hangat dalam dunia usaha ? Dalam dunia usaha, kita tahu manusialah sumber daya terpenting. Dulu potensi seseorang hanya diukur dari aspek intelektualnya saja (Intelectual Quotient = IQ). Berbagai evaluasi dibuat untuk dapat menilai intelektualitas seseorang yang kemudian dipergunakan oleh bagian personalia untuk memastikan bahwa calon karyawannya punya IQ tinggi.
Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini, telah diketahui bahwa aspek intelektual saja tidak cukup untuk mencerminkan kapasitas yang ada pada diri seseorang. Mereka mulai menyadari bahwa EQ (Emotional Quotient), yaitu aspek emosional seseorang, juga memegang pengaruh yang sangat besar terhadap orang tersebut. Kita tahu bahwa saat-saat kita sangat emosi, kita tidak dapat mempergunakan pikiran kita dengan baik. Kita tidak dapat melihat suatu permasalahan dengan jernih atau membuat keputusan yang bagus dan tepat. Jadi, tanpa EQ yang cukup bagus, IQ seseorang yang cukup tinggi mungkin tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Atau dengan kata lain, seseorang yang punya IQ tinggi bisa sangat labil secara emosional (EQ-nya rendah), sehingga tidak dapat memberdayakan potensi intelektual yang ada pada dirinya dengan baik dan secara maksimal.
Kesadaran manusia di dunia meningkat dengan sangat pesat sekali. Akhir-akhir ini, selain IQ dan EQ ramai pula dibicarakan mengenai pentingnya SQ (Spiritual Quotient). Kesadaran spiritual seseorang sangat mempengaruhi kesadaran orang tersebut mengenai arti yang lebih dalam dari berbagai hal antara lain mengenai arti dari pekerjaan, arti dari hidup, dan sebagainya. Tanpa kesadaran spiritual yang cukup, seseorang hanya melihat apa yang dilakukan secara kulit luarnya saja. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai reaksi negtif, seperti kejenuhan atau terjebak dalam ambisi pribadi yang membuat seseorang menjadi lebih emosional dan tidak dapat berpikir secara positif lagi.
Hanya dengan kesadaran spiritual yang cukup seseorang tidak lagi melihat pekerjaannya sebagai kewajiban atau tugas belaka yang dalam jangka panjang akan menimbulkan tekanan, beban dan kejenuhan. Dengan kesadaran spiritual yang cukup seseorang dapat melihat makna dari apa yang dilakukannya sehingga dapat melakukannya demi kebaikan bagi kolega, keluarga, perusahaan dan masyarakat luas. Hal ini tidak saja membebaskan seseorang dari tekanan, beban dan kejenuhan, tetapi juga memberikan tantangan yang menarik dan membahagiakan, karena hal yang sama yang dikerjakan sekarang dapat menjadi bagian dari tujuan-tujuan yang lebih mulia. Kesadaran ini juga memberikan rasa syukur kepada Tuhan, tanggung jawab yang lebih baik kepada perusahaan dan pekerjaan, maupun hubungan yang lebih baik dengan atasan, bawahan, atau kolega dalam bekerja.
Bayangkan, apabila para personil perusahaan adalah orang-orang yang mempunyai kesadaran dan pandangan yang seperti ini, betapa akan dinamis dan harmonisnya sebuah perusahaan.
Kesadaran dan sikap ini akan mengubah perusahaan, dari sebuah perusahaan yang hanya berorientasi untuk mencari keuntungan saja, yang secara spiritual sebenarnya hanya dinilai sebagai perusahaan pada tingkat survival saja, menjadi perusahaan yang berorientasi untuk melakukan hal-hal yang baik bagi masyarakat. Pandangan dan dukungan semua pihak kepada perusahaan akan berubah dan meningkat dengan sendirinya. Inilah peningkatan citra yang terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Hati yang kita bicarakan di sini bukanlah hati yang merupakan bagian dari tubuh fisik yang dalam bahasa Inggris biasa disebut sebagai liver, maupun jantung atau heart. Hati yang kita bicarakan di sini adalah pusat perasaan halus yang berada di dalam rongga dada kita, yang tidak dapat dilihat dengan mata, tetapi seharusnya memegang peranan penting dalam hidup kita sehari-hari, secara spiritual, maupun dalam hubungan kita dengan Tuhan YME.
Hati sangatlah penting dan selalu disebut-sebut dalam berbagai kitab suci karena hati adalah kunci hubungan kita dengan Sang Pencipta. Dalam berdoa, kata-kata dan doa kita belum cukup baik apabila kita tidak berdoa dengan hati. Dalam berbuat baik atau beramal pun perbuatan baik kita belum cukup baik apabila tidak disertai dengan kasih dari hati. Ada sebuah ungkapan yang kira-kira bunyinya
“Bukan apa yang kita lakukan yang penting, melainkan bagaimana hati kita saat melakukannya”
tulisannya apa? kaga kebaca....
BalasHapus